Perang Yarmuk, yang berlangsung pada tahun 636 M (15 H), adalah salah satu pertempuran paling menentukan dalam sejarah Islam. Terjadi di lembah Yarmuk (sekarang di perbatasan antara Yordania dan Suriah), perang ini mempertemukan pasukan Kekhalifahan Rasyidun yang dipimpin oleh jenderal legendaris Khalid bin Walid melawan tentara Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium). Meski secara jumlah pasukan sangat timpang, kemenangan pasukan Muslim dalam pertempuran ini menjadi titik balik bersejarah yang menggoyahkan dominasi Bizantium di kawasan Syam dan membuka jalan bagi ekspansi Islam ke wilayah yang lebih luas.
Latar Belakang Historis
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, pasukan Islam melanjutkan misi dakwah dan ekspansi wilayah. Di masa Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah, kekuatan Islam mulai menantang dua imperium besar: Persia dan Romawi. Khalid bin Walid ditugaskan untuk memimpin pasukan menuju Syam, menghadapi ancaman dari Romawi Timur yang saat itu mengumpulkan kekuatan besar di lembah Yarmuk.
Bizantium, di bawah komando Tazariq, saudara Kaisar Heraklius, mempersiapkan sekitar 240.000 pasukan yang terdiri dari infanteri, kavaleri berat, dan pasukan rantai besi. Di sisi lain, pasukan Islam berjumlah antara 30.000–40.000 orang. Namun semangat jihad dan keimanan menjadi kekuatan moral yang besar bagi umat Islam.
Kepemimpinan dan Strategi Militer
Khalid bin Walid menerapkan taktik yang belum dikenal dalam tradisi Arab: membagi pasukan menjadi 35–40 kurdus (batalion kecil), masing-masing terdiri dari 1.000 prajurit. Pasukan ini diorganisasi di bawah komando Amir-ul-Ashar dan Amir-ul-Jaish, menciptakan struktur tempur yang fleksibel dan mampu melakukan serangan balik secara cepat dan efektif.
Salah satu strategi unik Khalid adalah kamuflase pasukan dan menciptakan ilusi bala bantuan pada malam hari, untuk menggentarkan pasukan musuh. Dia juga menggiring kuda-kuda Romawi ke arah padang pasir, membuat mereka lelah dan mudah dikalahkan dalam pertempuran selanjutnya.
Peran Abu Ubaidah bin Jarrah
Di tengah jalannya perang, Khalifah Umar bin Khattab mengirim perintah untuk mengganti Khalid bin Walid dengan Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai panglima tertinggi. Namun keputusan ini diterapkan setelah pertempuran usai agar tidak mengganggu fokus perang. Abu Ubaidah menerima perintah ini dengan kerendahan hati dan melanjutkan peranannya sebagai komandan besar yang memenangkan pertempuran melawan pasukan Romawi.
Detik-detik Kemenangan
Perang Yarmuk berlangsung selama enam hari. Pasukan Muslim menunjukkan disiplin tinggi dalam bertahan dan menyerang. Beberapa sahabat terkemuka seperti Ikrimah bin Abu Jahal, al-Qa’qa’ bin Amru, dan Az-Zubair bin Awwam menunjukkan keberanian luar biasa. Bahkan seorang komandan Romawi, Jarajah (Gregorius), masuk Islam di tengah perang dan bertempur di sisi kaum Muslimin hingga gugur.
Pada hari keenam, Khalid bin Walid dan Abu Ubaidah melakukan serangan puncak. Dalam duel dramatis, Abu Ubaidah berhasil membunuh komandan Romawi. Ini menjadi momen kunci yang menghancurkan moral tentara Romawi dan menyebabkan kekacauan besar di barisan mereka.
Dampak Jangka Panjang
Kemenangan di Yarmuk memukul mundur kekuasaan Bizantium dari Syam dan Palestina. Setelah perang, pasukan Islam dengan mudah menaklukkan kota-kota strategis seperti Damaskus dan Yerusalem. Pengaruh Islam menyebar pesat ke luar Jazirah Arab dan mempercepat kebangkitan peradaban Islam.
Jumlah korban menunjukkan betapa besar dampaknya: sekitar 3.000 Muslim gugur, sementara korban dari pihak Bizantium diperkirakan mencapai 120.000 orang.
Kesimpulan
Perang Yarmuk bukan sekadar pertempuran militer. Ia menjadi simbol bagaimana kekuatan iman, strategi cerdas, dan kepemimpinan yang adil bisa mengalahkan imperium besar dunia. Khalid bin Walid dan Abu Ubaidah bin Jarrah tidak hanya dikenal sebagai jenderal, tapi juga pahlawan yang meletakkan dasar bagi peradaban Islam di masa depan.
Daftar Pustaka
Al-Usairy, Ahmad. (2003). Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX.
Brata, Y. R., & Gustina, R. D. (n.d.). Peranan Abu Ubaidah bin Jarrah dalam Perang Yarmuk Tahun 636 M. Universitas Islam Negeri.
Rohmah, Tazkiyyatur. (2022). Strategi Peperangan Khalid bin Walid dalam Perang Mu’tah dan Perang Yarmuk. Jurnal Sejarah Islam Vol 01 No 01 Juli 2022.
Zaman, Md Saifuz. (2015). Yarmouk – The Necessity of Studying the Battle in Early Medieval Military Historiography. Journal of Military and Strategic Studies, Vol 16, Issue 2.
Baca Artikel Menarik Lainnya: Turki Utsmani Terlilit Utang: Kisah Kelam Masa Sultan Abdul Hamid II
One Comment
Good…