Ketika membicarakan tokoh-tokoh besar dalam sejarah Islam, kita sering menyebut nama-nama seperti Imam Al-Ghazali, Ibnu Sina, atau Al-Farabi. Namun, ada satu nama yang tak boleh luput dari daftar: Ibnu Khaldun. Beliau bukan hanya seorang sejarawan, tetapi juga cendekiawan multidisipliner yang memadukan sejarah, sosiologi, politik, dan filsafat dalam satu karya besar yang dikenal dengan judul Muqaddimah.
Riwayat Hidup Ibnu Khaldun
Nama lengkapnya adalah Abdurrahman Ibnu Khaldun Al-Maghribi Al-Hadrami Al-Maliki. Ia lahir di Tunisia pada tahun 1332 M (732 H) dan wafat di Kairo pada tahun 1406 M (808 H). Ibnu Khaldun berasal dari keluarga terpelajar yang hijrah dari Hadramaut, Yaman, ke Afrika Utara setelah kemunduran Dinasti Al-Muwahhidun di Andalusia.
Sejak kecil, ia sudah menonjol dalam pelajaran. Ia menghafal Al-Qur’an dan belajar ilmu-ilmu agama seperti tafsir, hadis, fiqih, serta ilmu bahasa Arab. Dalam perjalanannya, Ibnu Khaldun juga menekuni ilmu logika, matematika, astronomi, dan sejarah. Ia sempat terlibat dalam berbagai jabatan pemerintahan dan diplomasi di wilayah Maghrib (Afrika Utara) dan Andalusia, yang memperkaya wawasannya akan dunia politik dan sosial saat itu.
Menyepi untuk Menulis: Lahirnya Muqaddimah
Setelah melalui lika-liku politik dan pengasingan, Ibnu Khaldun memutuskan untuk menyepi di Qal’at Ibn Salamah, sebuah benteng terpencil di Aljazair. Di sanalah, antara tahun 1375–1378 M, lahirlah karyanya yang monumental: Kitab al-‘Ibar, yang terdiri dari tujuh jilid besar, dan bagian pengantarnya dikenal sebagai Muqaddimah Ibnu Khaldun.
Muqaddimah bukan sekadar pembuka. Justru di dalamnya terletak pemikiran paling orisinal yang menjadikan Ibnu Khaldun dipandang sebagai Bapak Sosiologi dan Historiografi Islam. Ia tidak hanya mencatat peristiwa sejarah, tapi mencoba memahami mengapa sejarah itu terjadi, apa pola dan hukumnya, serta bagaimana masyarakat berubah seiring waktu.
Isi Kitab Muqaddimah
Kitab ini membahas ilmu sejarah dan masyarakat manusia dari berbagai sisi. Dalam Muqaddimah, Ibnu Khaldun mengajukan bahwa sejarah harus ditulis secara kritis dan analitis. Ia menyoroti bagaimana sejarawan sering salah karena kurang memahami konteks politik, sosial, dan budaya dari peristiwa yang ditulis.
Berikut isi ringkas Muqaddimah:
- Bab 1: Masyarakat manusia dan kehidupan sosial (sosiologi umum)
- Bab 2: Kehidupan masyarakat nomaden (sosiologi pedesaan)
- Bab 3: Negara, kekuasaan, dan pemerintahan (sosiologi politik)
- Bab 4: Kota dan peradaban (sosiologi urban)
- Bab 5: Pekerjaan dan ekonomi (sosiologi ekonomi)
- Bab 6: Ilmu pengetahuan dan pendidikan (sosiologi ilmu)
Gaya Menulis dan Kritik Sejarah
Ibnu Khaldun dikenal sangat kritis terhadap penulisan sejarah. Ia menolak cara menulis sejarah yang hanya “mengumpulkan cerita”. Dalam pandangannya, seorang sejarawan harus memahami realitas sosial, hukum-hukum alam, serta latar budaya dan politik suatu zaman.
Ia juga menyebut tujuh penyebab utama kesalahan sejarah, antara lain:
- Fanatisme terhadap pendapat atau tokoh
- Kepercayaan buta terhadap narasumber
- Kurangnya pemahaman konteks sosial
- Ketidaktahuan terhadap logika peristiwa sejarah
- Dan lainnya
Dengan metode seperti ini, Ibnu Khaldun menciptakan pendekatan baru dalam historiografi: sejarah sebagai ilmu yang memiliki hukum, bukan hanya narasi.
Karya-Karya Penting Ibnu Khaldun
Selain Muqaddimah, Ibnu Khaldun juga menulis beberapa karya lain yang tak kalah penting:
- Al-‘Ibar – Sejarah bangsa Arab, Barbar, dan berbagai dinasti dunia.
- Al-Ta’rif bi Ibn Khaldun – Autobiografi yang ditulisnya secara ilmiah.
- Lubab al-Muhasshal fi Ushul al-Din – Kitab teologi yang diringkas dari karya Fakhruddin ar-Razi.
- Shifa’ al-Sail li Tahzib al-Masail – Kitab tentang tasawuf dan psikologi spiritual.
Penutup: Warisan Seorang Visioner
Ibnu Khaldun bukan sekadar penulis sejarah. Ia adalah pencipta cara berpikir baru tentang bagaimana memahami umat manusia dan peradabannya. Karyanya yang lahir dari keterasingan, justru menjadi pusaka intelektual dunia.
Di era modern yang penuh gejolak dan informasi yang bias, membaca kembali pemikiran Ibnu Khaldun bisa menjadi cara untuk kembali pada metodologi sejarah yang jujur dan bermartabat.
Daftar Pustaka
- Fajriudin. Historiografi Islam. Jakarta: Prenadamedia Group, 2018.
- Ghani, Yusri Abdul. Historiografi Islam; dari Klasik Hingga Modern. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.
- Hamzah, Saidin & Andi Khaerunin Nisa. “Metode Sejarah Dalam Perspektif Ibnu Khaldun.” CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya, Vol. 2 No. 1, 2024.
- Khaldun, Ibnu. Muqaddimah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011.
- Maryam. “Kontribusi Ibnu Khaldun Dalam Historiografi Islam.” THAQAFIYYAT, Vol. 13 No. 1, 2012.
- Suharto, Toto. Historiografi Ibnu Khaldun. Jakarta: Kencana, 2020.
- Yatim, Badri. Historiografi Islam. Tangerang: Logos Wacana Ilmu, 1997.
baca artikel menarik lainnya: Kebangkitan Dinasti Abbasiyah